Tatkala matamu terpejam
dalam lena yang panjang
Aku renung wajahmu
tenang dan bersahaja
terpancar keikhlasan
buat sekeping hati sayu
menyesali tiap bait kata-kata
penuh duri berbisa
yang sering kulemparkan padamu
dalam amarah tidak bertepi
tanpa angin menderu
terbakar saja api keberanganku
Aku renung lagi seraut wajahmu
betapa beruntungnya seorang aku
dianugerahkan dirimu
biarpun kekayaan tiada didalam diri
namun dirimu kaya kesabaran
menangani karenah tidak matangku
tanpa mengira waktu
Aku terasa diri terlalu kecil
akibat begitu besarnya keegoanku
bergetar bibirku untuk mengucap maaf
memohon ribuan keampunan darimu
perasaan didalam dada bercelaru
Tiba-tiba kelopak matamu
perlahan-lahan terbuka
diiringi senyum mesra
lalu menggenggam erat jejariku
Aku terpinga
No comments:
Post a Comment